FLP Pamekasan Gebrak Siswa Belajar Membaca dan Menulis sebagai Peningkatan Kualitas Literasi dalam Pendidikan Agama Islam

 

Malang - Di daerah Pamekasan sering dikeluhkan oleh beberapa kalangan masyarakat tentang pemberdayaan literasi yang sangat rendah. Banyak daripada siswa yang kurang akan memahami tentang dunia membaca dan menulis, sehingga hal tersebut berdampak pada kegiatan belajar mereka yang mulai kesusahan dalam memahami pelajaran.

Tak hanya itu, hal tersebut juga dirasakan oleh para masyarakat yang ada di Pamekasan. Dengan rendahnya kapasitas literasi disana, memunculkan problematika dalam kehidupan mereka yang sering termakan berita hoaks dan mudah terbodohi oleh banyak media maupun non media. 

Maka, sekumpulan pemuda yang bergiat pada dunia literasi membangun sebuah organisasi kepenulisan cabang yaitu Forum Lingkar Pena (FLP) di Pamekasan. Didirikan pada tanggal 10 April 2007 dan dideklarasikan langsung oleh kang Abik (Habiburrahman El-Sirazy) serta menunjuk langsung Maftuhatul Khoir sebagai ketua cabang pertama kali. 

Sebuah organisasi kepenulisan yang dilandasi dengan ajaran Islam dan dinaungi dengan ad/art. Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Pamekasan memiliki visi misi yang sama seperti FLP pusat. Selain itu, tujuan utama Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Pamekasan adalah memenuhi keinginan masyarakat Pamekasan guna meningkatkan literasi di Pamekasan yang sangat minim. 

Inisiatif untuk membentuk organisasi kepenulisan tersebut juga muncul lebih awal dari sekumpulan pemuda Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Pamekasan tersebut. Mereka juga memiliki tujuan yang sama dengan keinginan masyarakat setelah mengamati keadaan literasi yang terjadi di Pamekasan, baik yang dialami oleh masyarakat maupun para siswa.

Problematika yang telah disebutkan sebelumnya, menggugah anggota FLP Pamekasan untuk membuat program kinerja sesuai dengan keminatan masyarakat maupun siswa dalam dunia literasi. 

Mengingat Forum Lingkar Pena adalah sebuah organisasi kepenulisan berbasis Islam yang sangat kental, maka perlunya dilakukan pembenahan literasi dalam Pendidikan Agama Islam di berbagai lembaga pendidikan yang ada di Pamekasan, agar dinilai dapat kembali pulih dan meningkat lebih daripada sebelumnya. 

"Selain karena di Pamekasan budaya literasi yang sangat rendah, juga program kami adalah gerakan untuk kesadaran literasi di dunia pendidikan Kabupaten Pamekasan sebagai landasan juga adalah surah al-'Alaq perintah al-Quran untuk membaca dan Surah Nun untuk menulis. Adapun lembaga pendidikan yang mengajukan pendirian ranting serta MoU untuk mengadakan kelas menulis dalam sepekan sekali untuk meningkatkan minat dan bakat siswa di dunia literasi," jelas Mas Hendra sebagai ketua cabang Forum Lingkar Pena Cabang Pamekasan saat ini.

Adapun program kinerja Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Pamekasan adalah silaturahmi Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting (Turba) dan Kopi darat (Kopdar). Kegiatan pertama tersebut bertujuan untuk bersilaturahmi kepada sesama pegiat literasi maupun sesama anggota FLP. 

Kedua adalah Forum Lingkar Pena (FLP) Peduli. Tujuannya yaitu bergerak pada bidang sosial, pendidikan, maupun kemanusiaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan siswa di Pamekasan. Yaitu membantu saudara-saudara yang meminta bantuan, baik bantuan yang berhubungan dengan literasi maupun di luar literasi. Bentuk kegiatannya yaitu menggalang dana kemanusiaan, memberikan kajian literasi dan keagamaan, dan lain-lainnya.

Ketiga adalah open recruitment (oprec) yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali ketika pergantian struktur kepengurusan. Keempat adalah seminar kepenulisan berdasarkan rencana yang dilaksanakan setiap setahun sekali ketika pergantian semester. 

Kegiatan yang kelima adalah kelas menulis cahaya, dilakukan untuk para siswa (SD/SMP/SMA sederajat) yang bekerjasama dengan rumah baca MAOS. Kegiatan tersebut sama seperti kegiatan seminar kepenulisan yang dilaksanakan setiap setahun sekali ketika pergantian semester.

Selanjutnya, kegiatan yang keenam adalah pembinaan dan pelatihan membaca dan menulis karya ilmiah maupun non ilmiah guna menyebarluaskan ajaran Islam atau disebut juga dengan Dakwah bil Qolam.

Ketujuh adalah antologi. Bentuk kegiatan tersebut adalah pemberdayaan karya anggota maupun siswa yang telah mengikuti kegiatan pembinaan dan pelatihan membaca dan menulis, lalu diterbitkan menjadi satu buku antologi bersama.

Kegiatan kedelapan adalah pembinaan untuk anggota maupun siswa dengan melatih kemahiran public speaking, berpikir kritis, dan menganalisa isu-isu yang terjadi dan sedang ramai diperbincangkan (trending topic) sebagai bahan acuan menulis karya. Kegiatan tersebut disebut dengan Training Of Trainer (TOT).

Kesembilan adalah kegiatan mendengar sejarah Islam dari tokoh-tokoh penulis terkemuka seperti Imam al-Ghazali , Ibnu Rusyd, Jalaluddin Rumi, tentang perjalanan hidup, beberapa prestasi dan karya mereka dalam bidang literasi dan keagamaan. Kegiatan ini bernama Ngopi (Ngobrol Pintar).

Kegiatan kesepuluh adalah menghayati dan mengimplementasikan kandungan isi al-Qur'an dan literatur-literatur yang berkaitan dengan ajaran Islam melalui kegiatan Tadabbur Alam, sebagai rasa syukur kepada Allah Swt atas segala yang telah diciptakan-Nya. Setelah itu anggota maupun siswa diharuskan untuk menganalisa hasil kegiatan tersebut, lalu diadakan sesi tanya jawab dan mempresentasikan hasil analisa yang telah dilakukan.

Terakhir adalah kegiatan isidentil (lainnya) yang melingkup antara lain memeriahkan acara hari besar Islam, acara budaya Indonesia, literasi, maupun keagamaan, dan milad Forum Lingkar Pena (FLP).

Dengan adanya program kinerja tersebut akan membantu para masyarakat maupun siswa untuk meningkatkan keminatan dalam literasi dan menjauhi dari kabar, informasi, pengetahuan dan berita hoaks. 

Pentingnya literasi dalam Pendidikan Agama Islam akan berpengaruh besar dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan serta membantu dalam dakwah menyebarkan Islam melalui tulisan-tulisan yang telah dihasilkan.

Posting Komentar

0 Komentar