Malang- Haul Imamain merupakan sebuah peringatan wafat dua ulama' ternama di kota Malang, Jawa Timur dan telah dikenal masyhur di berbagai kalangan hingga mancanegara. Beliau berdua adalah Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih dan putranya Prof. Dr. Al-Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih.
Dua sosok ulama' karismatik sang ahli hadits tersebut menjadi suri tauladan dan panutan bagi para santrinya maupun masyarakat sekitar. Haul yang digelar di setiap tahunnya yaitu melakukan ziarah makam, membaca surat yasin dan tahlil, khataman Al-Qur'an, membaca kitab maulid nabi, dan berdoa agar mendapatkan keberkahan daripada beliau berdua yang sedang dihauli.
Ribuan bahkan jutaan umat manusia saling berkumpul menjadi satu padu dari berbagai ormas Islam yang tak bersekat, menimbulkan kehangatan persaudaran Islam yang jarang ditemui sebelumnya. Tak ada saling membela diri dan merasa paling benar dari ormas lainnya. Semata-mata semuanya memiliki tujuan untuk mendapatkan keberkahan dan keridaan dari Allah Swt melalui dua ulama' tersebut.
Bahkan, dengan adanya haul Imamain yang memadati kawasan alun-alun kota Malang, membuat banyak jamaah tak mendapatkan jatah tempat, hingga jemaat gereja yang berada di samping Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah membuka gerbang selebar-lebarnya untuk menerima jamaah haul yang hadir dan memberikan fasilitas teras gereja untuk digunakan.
"Hanya di haul Imamain, toleransi beragama yang sebenar-benarnya nampak di depan mata," kata seorang jamaah haul ketika berada di lokasi.
Tak hanya itu, sampah-sampah yang berserakan setelah acara usai, memadati kawasan alun-alun kota dan sekitarnya. Namun tak meninggalkan bekas sedikitpun dari sampah yang berserakan ketika pulang, karena relawan dan jamaah haul begitu antusiasnya dalam bekerjasama untuk membersihkan sampah setelah usainya acara haul.
"Semua bersih. Ditinggal pulang tanpa tersisa sampah sedikitpun. Acara haul Imamain selalu diajarkan untuk membersihkan hati," ucap Mas Faisal seorang relawan haul yang sedang membersihkan sampah di sekitar alun-alun kota.
Meskipun jumlah jamaah yang memenuhi kapasitas, panitia haul tetap melayani para tamu dengan memberikan makanan dan minuman yang terbagi rata, tanpa ada satupun yang merasakan kelaparan maupun kehausan. Untuk masalah makan dan minum memang sudah terjamin aman, kata panitia haul.
"Setiap saya datang haul dari Lampung sampai Malang sini, tidak pernah merasakan yang namanya kelaparan maupun kehausan. Haus sih wajar, karena hawanya juga panas. Tapi kalau masalah makan, Insyaallah disini selalu tercukupi dan tidak usah dipikirkan," jelas Bu Fauziyah seorang jamaah wanita asal Lampung.
Hadir peringatan haul ulama' tidak akan mendatangkan kemiskinan, meskipun berapa dana yang keluar untuk transportasi ataupun kebutuhan hidup lainnya. Justru dengan adanya niat yang tertuang dalam hati, semata-mata karena rida Allah Swt dan cinta terhadap para wali Allah, Insyaallah apapun yang dibutuhkan pasti akan dipermudah.
"Bahkan saya berangkat ke haul Imamain selalu membawa uang saku pas-pasan. Kalau kata orang jawa itu 'mek bondo awak'. Tapi Allah tidak pernah mempersulit saya untuk memenuhi niat dan cinta saya datang kepada Imamain. Justru Allah memberikan kemudahan dan selalu ada saja uang di dalam saku saya. Kalau dinalar memang mustahil. Tapi tidak ada yang mustahil bagi Allah," sambung Bu Fauziyah.
Selain mendapatkan pengalaman dan ilmu, dengan hadir pada haul Imamain akan memperoleh amalan-amalan dari dua Habib yang dihauli di setiap tahunnya. Amalan-amalan tersebut sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Rezeki akan datang tanpa disangka-sangka.
Semoga dengan khidmah, takzim dan mahabbah kita kepada para ulama' dan wali Allah Swt akan menjadikan perantara kita untuk mendapatkan rida dan rahmat Allah Swt, serta kita senantiasa dimasukkan ke dalam surga-Nya bersama Nabi Muhammad dan keluarganya. Amiin Ya Rabbal A'lamiin...
0 Komentar