Afeksi Bilik Damba Sang Tempawan

 

Selama ini hamba menyabda barisan doa
Tak tadah aku mencabik rongga-rongga jiwa
Sambil menodong Tuhan tak bekerja
Aku telah dibusuki oleh dia yang mendera
Tak sangka berbuat semena-mena
Padahal, dulu pernah bangga layaknya mencongkak seribu bahasa
Tentang ikrar sejati bersurai sambil menawa
Padaku yang mudahnya dibual oleh sang pendusta

Aku sudah putus asa
Tak dapat suara yang berambai ria pada hamba yang hampa
Cedera hingga membubung air luka 
Hanya bias angan yang ingin berselancar pada samudera rasa
Semua berbisa
Layaknya tuba yang ingin membunuh musuhnya
Aku sudah tak percaya

Bagaimana dikasihi pada dunia yang hina
Sedangkan aku saja masih bersinggah di isi perutnya
Aku dikulai bagai daun kering yang tak punya makna
Diusirnya tanpa belas dan rasa iba

Terakhir seorang tempawan memurahkan hasta dengan lapang dada
Memberi ruang tuk bersemayam di dalamnya
Sayangnya aku ingin berlebih padanya
Bersua sepanjang masa
Namun, sampai saat ini belum ada ganjaran darinya


Malang, 16 Maret 2024

Posting Komentar

0 Komentar