Cerita#1: Semprotulation (Seminar Proposal)

 


Setelah beberapa bulan menyelesaikan proposal skripsi, banyak lika-liku yang telah dilewati. Mulai dari kesulitan dalam mencari judul, hambatan awal penelitian, permasalahan dengan dosen pembimbing, hingga pada akhirnya proposal skripsi pun diacc hingga diangkat untuk diujikan seminar proposal. Hati gembira penuh kebahagiaan setelah pengujian seminar proposal oleh dosen penguji Pak Addin Kholisin, S.Ud., M.Ag. yang telah dilaksanakan. Saya disambut hangat oleh para sahabat karib, teman-teman seangkatan, hingga kelas lain yang memberikan support, semangat, dan ucapan selamat. 


Awalnya saya ditemani oleh kedua sahabat Soleh dan Hubby saat proses seminar proposal berlangsung. Mereka berdua menunggu di depan ruang kelas tanpa lelah demi melihat sahabatnya sendiri sedang melaksanakan seminar proposal, hal tersebut membuat saya yang berada di dalam ruangan terasa sangat senang, bahagia serta penuh semangat. Seusai acara seminar proposal dilaksanakan, secara tiba-tiba mereka berdua membawakan hadiah. Hadiah yang unik dan menarik membuat saya tertawa bahagia.


Setelah itu, saya berjalan menuju ke lantai bawah. Saya mengira bahwa sahabat karib saya, Cucun berhalangan tidak hadir pada acara tersebut. Namun nyatanya, tanpa kabar dan sepengetahuan saya, tiba-tiba dia hadir dan duduk sendirian di lantai bawah sambil mengambil foto dan video kepada saya secara diam-diam. Dia juga membawakan buket untuk saya. Bahkan ucapnya, dia sudah menunggu lama atas kedatangan saya membawa kabar tentang pencapaian seminar proposal yang telah diuji dan diacc oleh dosen penguji. Hal tersebut membuat saya terharu dan bahagia, karena tak menyangka atas kejutan tersebut datang secara tiba-tiba. 



Dilanjutkan dengan kedua sahabat saya datang mengikuti kehadiran Cucun di belakangnya. Latif dan Sulton, kedua sahabat yang sama dekatnya. Padahal sebelum seminar proposal dilaksanakan, malamnya saya hanya bercanda kepada keduanya agar hadir dan memberikan support untuk saya, ternyata mereka berdua hadir tanpa banyak bicara. Saya begitu sangat bahagia ketika melihat momen ini secara langsung, yang dekat bagai kerabat ternyata menghadiri acara seminar proposal saya. Tak hanya itu, mereka berdua membawakan hadiah yang membuat saya lebih terharu lagi. Padahal saya mengenal mereka berdua adalah orang yang cuek dan selalu berlaku bodo amat, tapi nyatanya seperhatian itu. 


Dan tak disangka, setelah dikejutkan dengan kehadiran yang dirancang surprise itu, dua sahabat saya juga hadir melihat saya yang telah melaksanakan seminar proposal. Amal dan Kayyis namanya. Mereka membawa jajanan ringan rentengan yang dibuat layaknya selempang kesuksesan. Saya memakai selempang jajanan rentengan itu di pundak dengan sangat senang dan penuh gembira. Mereka datang di tengah kesibukan yang sedang membantainya. Namun, dengan tekadnya mereka menumpas seluruh kesibukannya hanya untuk seorang sahabatnya.



Terakhir saya melihat Sony, teman seperjuangan di kelas 7A yang saat ini juga telah merasakan seminar proposal. Juga Alviatul Isnain, teman seperjuangan walaupun beda kelas. Saya dan sahabat-sahabat yang ada di lokasi juga mengucapkan selamat kepada mereka berdua. Sony dan Alvia pun menukar selamat itu kembali kepada saya. Akhir pertemuan kami bersama sebelum kembali pulang, adalah sesi foto sebagai dokumentasi. Dokumentasi tersebut yang sangat berharga sebagai kumpulan kenang-kenangan. Akan menjadi barang berharga di sepanjang kehidupan saya.



Hari itu ditutup dengan puluhan ucapan yang dipampang di setiap status dan story teman-teman saya. Ucapan selamat tiada henti menyambut kehadiran saya yang telah melakukan seminar proposal di ruangan media online. Instagram dan WhatsApp macamnya. Saya melihat satu persatu dengan penuh semangat dan bangga. Mata yang terharu memandang layar handphone yang sedang menampilkan gambar-gambar saya. Ucapan selamat tergambar di antara kumpulan foto saya dari beberapa story dan status para sahabat serta teman-teman.



Mungkin banyak prasangka buruk yang menyelimuti ruang hati saya. Tak dipungkiri, ternyata masih banyak orang-orang yang peduli dengan saya. Meskipun dari kacamata kesehariannya, tak terlihat hilal pedulinya. Namun, kehadiran mereka benar-benar menjadikan senyuman yang terbit di belahan jiwa saya secara mendalam. Hari itu adalah hari yang membuat saya bisa tersenyum seluas samudera. Tak ada mimpi harap, kecuali memiliki sahabat dan teman yang masih ingat dengan sahabat dan temannya sendiri.


Terimakasih sudah membaca lika-liku cerita seminar proposalku ini. Nantikan cerita selanjutnya ya. Sampai jumpa!

Posting Komentar

0 Komentar