Menulis Sebagai Barometer Terapi Fisik, Mental, dan Emosional Manusia

 


Menulis adalah sebuah kegiatan yang tak jauh dari aktivitas membaca. Kedua kegiatan tersebut saling berhubungan erat dan sangat penting bagi umat manusia yang hidup di dunia. Siapapun itu, entah yang berprofesi sebagai petani, nelayan, guru, pejabat, pembisnis maupun lainnya, tidak akan jauh dari kegiatan membaca dan menulis. Dengan berawal melakukan tahapan membaca beberapa referensi hingga menemukan ide, lalu diolah hingga menjadi sebuah tulisan yang baik dan menarik. 


Menulis tidak hanya memperkenalkan sebuah kegiatan yang mencoret-coret kertas, menciptakan huruf-huruf, hingga merangkai sebuah kata saja. Namun, dengan adanya kegiatan menulis juga dapat menampilkan rasa yang terbendung di dalam hati hingga diselancarkan di atas kertas melalui pena yang menggurat rangkaian huruf demi huruf hingga menjadi sebuah tulisan. 


Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999) menulis didefinisikan sebagai menciptakan pikiran atau perasaan melalui tulisan. Mengulik Kamus Bahasa Indonesia yang dikarang oleh Poerwadarminta (1995) mengemukakan bahwa menulis merupakan wujud mengungkapkan perasaan dan pikiran dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca oleh orang lain. Sedangkan menurut National Commision on Writing in America's Schools and Colleges, menulis adalah sebuah kegiatan yang mengkongkretkan ide-ide abstrak dan menyambungkan titik-titik pada pengetahuan mereka.


Menulis juga dapat menjadi pengobatan dan terapi untuk kesehatan. Dimana orang yang menyidap beberapa penyakit mental, fisik, emosional, maupun hati, dapat disembuhkan dengan melakukan kegiatan menulis. Beberapa riset menunjukkan bahwa aktivitas menulis berdampak baik pada kesehatan manusia. 


Penelitian Hardvard Medical School telah membuktikan bahwa menulis dapat meningkatkan kesehatan mental, fisik dan juga emosional. Pada tahun 2005, melalui penelitian yang dilakukannya mengenai manfaat jangka panjang kegiatan menulis dapat meningkatkan dan memperbaiki suasana hati, fungsi sistem imun, fungsi paru-paru kesehatan fisik dan nyeri, fungsi hati, dan menurunkan tekanan darah.


Adapun manfaat menulis bagi kesehatan fisik maupun mental yaitu:

  1. Mendorong otak untuk lebih aktif dan giat dalam berpikir. Karena dengan menulis, otak akan diberikan sinyal untuk fokus dalam menganalisis hal-hal yang baru ditemukan.  
  2. Mengasah memori. Dengan menulis dapat mengasah memori-memori yang pernah dilakukan sebelumnya. Daya ingat dalam berpikir akan bertambah tajam dan menuai sebuah rasa.
  3. Menurunkan tekanan darah. Dengan melakukan kegiatan menulis akan dilatih untuk bersabar dan telaten. Seluruh perasaan yang beremosional tinggi akan dituangkan dalam kegiatan menulis, sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
  4. Meningkatkan kesehatan Emosional. Emosional manusia terkadang naik turun, bergantung pada keadaan dan suasana yang ada di sekitar. Maka, melalui kegiatan menulis, sistem kesehatan emosional akan meningkat karena dengan kekuatan-kekuatan kata dapat menjadikan strategi membantu diri untuk melakukan penyesuaian stres baik dalam keadaan susah, senang, marah, maupun sedih.
  5. Megendalikan stres. Karena stres dapat berdampak buruk serta merusak kesehatan fisik, mental, maupun emosional manusia. Maka, dengan menulis pengalaman pribadi, cerita sesuai dengan yang sedang dialami pada saat itu, akan membantu mengurangi stres yang berlebihan.
  6. Mengobati depresi. Menurut psikolog kognitif dari University of Texas Austin Amerika Serikat mengatakan bahwa menulis dapat menyembuhkan siapapun yang memiliki luka emosional, seperti sedang sakit berat, korban dari pelaku kejahatan kekerasan. Karena partisipan yang terlibat dalam penelitian tersebut mengidentifikasi bahwa menulis dapat merasa lebih bahagia dan mengurangi perasaan serta pemikiran negatif.  

Mekanisme terapi menulis yaitu dengan empat tahapan, antara lain:

  • Recognation/Initial Writing
Tahapan ini merupakan tahapan awal menuju sesi menulis. Dimana tahap ini yaitu dengan membuka imajinasi, menfokuskan pikiran, relaksasi dan menghilangkan ketakutan yang muncul pada seseorang serta mengevaluasi kondisi mood dan konsentrasi.

  • Examination/Writing Exercise

Tahap yang kedua yaitu mengeksplor reaksi seseorang terhadap suatu situasi dan kondisi tertentu. Tahap dimana sesi menulis dimulai. Intruksi yang diberikan bervariasi, sekitar 10-20 menit setiap sesi. Jumlah pertemuan sekitar 3-5 sesi.

  • Juxtaposition/Feedback

Tahapan ketiga merupakan sarana refleksi yang mendorong perolehan kesadaran baru dan menginspirasi perilaku, sikap, atau nilai yang baru, serta membuat individu memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang pribadinya.

  • Application to The Self

Tahapan terakhir yaitu seseorang didorong untuk menerapkan serta mengaplikasikan pengetahuan barunya pada dunia nyata. Dimana seseorang tersebut mengintregasikan apa yang telah dipelajari selama sesi menulis dengan merefleksikan kembali apa yang harus perlu diubah atau diperbaiki, dan mana yang perlu dipertahankan.

Posting Komentar

0 Komentar