Sepi menjadi sunyi
Pada pengkhianatan yang belum saja terbukti
Luka yang belum terobati berambisi ingin kembali
Padahal dia tak ingin kalah dengan rasa angkuh dan pencongkakan diri
Tajam, melukai sepanjang hari
Langkahnya tak pernah sirna walau sudah disakiti
Bertubi-tubi air cedera merampas senyum rona yang tumbuh pada akar-akar hati
Mati rasa, seakan tak ada lagi lara yang menikam dengan keji
Berpeluk lutut atau pergi merengkuh pada yang dimimpi
Raganya tak lagi dapat bergulir sejati
Berdikari dengan raut wajah terurai
Sesak tangis mengancam jiwa perkasa, mendadak berai
Rancap tak berkedip, memindai
Kepada seorang baginda yang telah bercengkrama dengan maharaninya sendiri
Lebih baik mengatup buta dan mendekap sepi
Daripada memejam pedih namun tiada henti
0 Komentar